Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Berbasis Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada
Pokok Bahasan Operasi Bilangan Bulat Kelas IV-C di Lembaga Bimbingan Belajar
Buana Ilmu Gedangan
Oleh
Estu Yen Retno Asun/1431032
STKIP PGRI
SIDOARJO
PENDIDIKAN
MATEMATIKA 2014-A
2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan media
yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Matematika
sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan
penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi matematika
masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi
seperti ini terjadi pula di BUANA ILMU Gedangan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika yang mengajar di
kelas IV-C bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa masih tergolong
rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan siswa rendah adalah pada
pokok bahasan operasi bilangan bulat. Di mana materi tersebut banyak siswa yang belum bisa menentukan cara yang
mudah dalam menyelesaikan suatu operasi bilangan bulat dari beberapa cara yang ada. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi
oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan
oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis di BUANA ILMU Gedangan menunjukan pembelajaran
matematika di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional yakni suatu model pembelajaran yang banyak
didominasi oleh guru, sementara siswa duduk menerima informasi pengetahuan dan
keterampilan. Melihat fenomena tersebut,
maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa
secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif
adalah model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat
saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya
yang mengalami kesulitan. Melihat penguasaan siswa
terhadap materi matematika khususnya pokok bahasan operasi bilangan bulat, maka
dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together), karena pada model ini siswa
menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja
sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya penomoran. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Berbasis Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Pokok Bahasan Operasi Bilangan Bulat Kelas
IV-C di Lembaga Bimbingan Belajar BUANA ILMU Gedangan”.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah.
a. Peserta didik
kurang antusias untuk belajar dan lebih cenderung menerima apa saja yang
disampaikan oleh guru.
b. Model
pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional.
c. Rendahnya
hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika.
2. Indentifikasi Pemecahan
Masalah
Masalah tentang
rendahnya hasil belajar matematika khususnya pada operasi bilangan bulat pada siswa kelas IV-C BUANA ILMU Gedangan akan dipecahkan
melalui penerapan pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
yang
dilaksanakan sesuai prosedur penelitian tindakan kelas.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah hasil belajar matematika
dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together) pada siswa Kelas IV-C BUANA ILMU Gedangan?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil prestasi belajar matematika
siswa kelas IV-C BUANA ILMU
Gedangan khususnya pada pokok bahasan operasi bilangan bulat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi Guru, dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem pembelajaran di kelas. Sedangkan, bagi siswa dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa khususnya pada pokok bahasan operasi bilangan bulat. Bagi penulis sebagai latihan dalam usaha menyatukan serta
menyusun sebuah pikiran secara tertulis
dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai bahan bandingan atau
referensi khususnya kepada penulis lain yang akan mengkaji masalah yang relevan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktifitas
manusia yang sangat penting bagi manusia. Pertanyaan yang sering muncul,
mengapa manusia harus belajar? Didunia ini tidak ada manusia yang dilahirkan
memiliki potensi ilmu pengetahuan yang tinggi. Oleh karena itu, manusia selalu
dan senantiasa kapan dan di manapun ia berada harus belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka proses
belajar memegang peranan penting. Dapat dilihat dari beberapa defenisi yang
dikemukakan oleh James O.
Whittaker (dalam Ahmadi, 2003:126) belajar dapat didefinisikan sebagai proses
di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Gagne (Ardiansyah, 2008:9) menyatakan untuk terjadinya belajar pada
diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi
external. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil
belajar yang terdahulu. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang
dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu
proses aktif yang dilakukan secara keseluruhan dengan kesadaran untuk
memperoleh pengetahuan/pengalaman baru yang ditandai dengan perubahan tingkah
laku.
2. Pengertian Matematika
Untuk mendefinisikan matematika
sangatlah sulit,tidak ada definisi matematika yang diterima secara mutlak. Namun
para ahli berusaha memberikan gambaran tentang hakekat matematika termasuk cara
pencarian kebenaran dan cara berfikir matematika. Menurut
Dikmenum (dalam Tukiran, 2010:66) matematika berasal dari bahasa
latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang
dipelajari. Matematika merupaka salah satu kekuatan utama pembentuk konsepsi
tentang alam, serta hakekat dan tujuan manusia dalam kehidupan. Matematika itu tidaklah konkrit, tetapi
abstrak. Matematika tidak dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
berhubungan dengan kuantitas karena dalam geometri kuantitas kurang mendapat
penekanan dibandingkan dengan kedudukannya. Maka yang disepakati hanyalah karakteristiknya. Hal ini menunjukkan bahwa
sasaran matematika lebih dititik beratkan pada ide- ide atau konsep-konsep,
teori-teori dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga menimbulkan
keterkaitan dengan konsep- konsep abstrak.
3. Prestasi Belajar
Matematika
Poerwadarminta (1974:769)
mendefinisikan prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam
suatu usaha yang dilakukan atau dikerjakan. Defenisi di atas sejalan dengan
pendapat Winkel (1986:102) yang menyatakan prestasi adalah bukti usaha yang
dicapai. Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukan
hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan siswa dalam
mengerjakan sesuatu pada saat tertentu. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh dua faktor yaitu intern dan ekstren.
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal atau bersumber dari siswa
itu sendiri, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal atau
bersumber dari luar peserta didik. Berdasarkan pengertian prestasi yang
dikemukakan para ahli, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar matematika
adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar matematika sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
4. Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok
kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan
kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam
kegiatan-kegiatan belajar. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim
(2000:28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1. Hasil belajar akademik
stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa.
2. Pengakuan adanya keragaman : Bertujuan agar siswa dapat menerima temannya.
3. Pengembangan keterampilan
social ; Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial
siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas
Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen (1993) dengan tiga langkah yaitu Pembentukan
kelompok, Diskusi masalah dan Tukar
jawaban antar kelompok. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut;
Langkah 1. Persiapan : Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan
kelompok : Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap
siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Langkah 3. Tiap kelompok harus
memiliki buku paket atau buku panduan ; Agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau
masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah : Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian
jawaban : Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para
siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan : Guru memberikan kesimpulan
atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
Ada beberapa manfaat pada
model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah
yang dikemukakan oleh Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) antara lain; Rasa
harga diri menjadi lebih tinggi, Memperbaiki kehadiran, Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, Pemahaman yang lebih mendalam dan Hasil belajar lebih tinggi.
B. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran matematika,
salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok
bahasan adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan. Dengan demikian, untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV-C BUANA ILMU Gedangan khususnya terhadap operasi
bilangan bulat, diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT setiap siswa akan mempunyai tingkat kemampuan yang relatif sama
terhadap materi operasi bilangan bulat dan pada akhirnya prestasi belajar siswa
akan lebih baik.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, maka
hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
“Dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) prestasi belajar matematika siswa
pada pokok bahasan operasi bilangan bulat siswa kelas IV-C BUANA ILMU Gedangan dapat ditingkatkan”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diberikan adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dengan tahapan-tahapan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV-C BUANA ILMU
Gedangan pada Semester II (genap) Tahun Pelajaran 2015/2016
dengan jumlah 9 orang yang terdiri dari semua perempuan, dengan kemampuan yang heterogen.
C. Faktor yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor Input yaitu kehadiran
siswa yang menjadi subjek penelitian
2. Faktor proses yaitu aktifitas yang terjadi selama porses
pembelajaran berlangsung, yang meliputi; a. Siswa yang bertanya materi
pelajaran yang belum dimengerti.
b. Siswa yang menjawab
pertanyaan lisan guru
c. Siswa yang menyelesaikan soal di papan tulis
d. Siswa
yang aktif pada saat kerja kelompok
3. Faktor output yaitu hasil belajar matematika siswa
yang diperoleh pada setiap akhir siklus setelah diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Lembar observasi, untuk
memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas.
b. Tes hasil belajar, untuk
memperoleh data tentang prestasi belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
c. Jurnal refleksi diri, untuk
memperoleh data tentang refleksi diri.
E. Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian tindakan2 kelas ini, direncanakan terdiri dari 3 siklus. Secara
rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut;
1. Tahap kegiatan awal, meliputi:
a. Observasi awal/Tes awal: diperlukan dalam
pengolahan nilai peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
2. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini meliputi:
a. Membuat skenario pembelajaran
b. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar
mengajar.
c. mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materinya dikuasai
oleh siswa.
d. membuat
jurnal refleksi diri.
3. Pelaksanaan tindakan, kegiatan
yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
4. Observasi/evaluasi, pada
tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan serta melakukan
evaluasi.
5. Refleksi hasil yang diperoleh dalam tahap
observasi/evaluasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber data dan jenis data: sumber data dalam penelitian
ini adalah siswa dan guru. jenis data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif.
b. Cara pengambilan data
Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui
tes hasil belajar.
G. Teknik Analisis Data
Data tentang hasil pengamatan
mengenai perubahan sikap siswa dianalisis secara kualitatif sedangkan data
mengenai hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif. Data hasil belajar
yang diperoleh dikategorikan berdasarkan teknik kategori standar yang ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Indikator
Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, yang
ditinjau dari hasil tes setiap akhir siklus yakni bila skor rata-rata kemampuan
memecahkan masalah matematika siswa mengalami peningkatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Andi Rusdi. 2008. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran. Di dowload:http://anrusmath.wordpress.com/2009/11/10/pengembangan
Ariyanto, dkk. 2006. Model Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Di dowload: eprints.ums.ac.id/386/1/5._NINING_S.pdf
Yusuf, Ahmad. 2006. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas 1 MA. Di dowload: www.damandiri.or.idfileyusufuns.