Penerapan
Pendekatan Problem Posing dalam
Pembelajaran Matematika
(Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II)
Dosen
Pembimbing:
Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.
Disusun
oleh:
1. Abdul
Khakim Kurniawan NIM: 1431001
2. Ahmad
Hariz M. NIM: 1431006
3. Cicinidia NIM: 1431021
4. Indah
Silvia Hadi NIM: 1431040
5. Ristia
Havadoh E. NIM: 1431069
6. Rizky
Yuniar Hakim NIM:
1431070
STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri,
Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website :http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2016
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendekatan Problem Posing
Problem posing merupakan istilah dalam bahasa Inggris, yang artinyamerumuskan
masalah (soal) atau membuat soal. Problem posing merupakan salah
satupendekatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik,
mengembangkankemampuan berpikir kritis dan kreatif yang diharapkan dapat
membangun sikap positifdan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk menghadapi masadepan yang lebih banyak tantangan (Chotimah, 2009:115).
Menurut Bell dan Polya (dalam Hobri, 2009:89), problem posing merupakan
salah satu kegiatan dalam memecahkan masalah. Merumuskan kembali masalah
merupakan salah satu cara untuk memperoleh kemajuan dalam pemahaman konsep atau
pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian di atas,
dapat disimpulakan bahwa pendekatan problem posing merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan, kemampuan berpikir kreatif
dan kritis melalui suatu kegiatan pemecahan masalah dengan cara merumuskan
kembali sebuah masalah. Pendekataninibertujuan untuk melatih siswa untuk
menyusun soal sendiri dan menjawab sendiri soal yang telah dibuat dengan
petunjuk yang diberikan oleh guru.
Menurut Amin; Sari, (2007); Sendi, (2012) sependapat bahwa problem posing mulai dikembangkan
pada tahun 1997 oleh Lynn
D. English dan
awal mulanya diterapkan
dalam mata pelajaran matematika.
Kemudian pendekatan ini
dikembangkan pada mata pelajaran yang lain. Pembelajaran problem
posing mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2000. Problem Posing merupakan istilah yang pertama kali dikembangkan oleh
ahli pendidikan asal Brazil, Paulo Freire.
2.
Ciri
- Ciri Pendekatan Problem Posing
Setiap
pendekatan pembelajaran pasti memiliki ciri – ciri yang membedakan antara suatu
pendekatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang lain. Thobroni dan
Mustofa tahun (2012:350) menyatakan bahwa ciri - ciri yang dimiliki oleh
pendekatan problem posing, antara lain:
a.
Guru
belajar dari siswa dan siswa belajar dari guru
b. Guru
menjadi rekan siswa yang melibatkan diri dalam proses pembelajaran dan
menstimulasi daya pemikiran kritis siswa-siswanya serta guru dan siswa saling
memanusiakan
c. Guru
dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya untuk mengerti secara kritis mengenai
dirinya dan dunia tempat guru dan siswa berada
d.
Pembelajaran
problem posing senantiasa membuka rahasia realita yang menantang manusia
kemudian menuntut suatu tanggapan terhadap tantangan tersebut.
3.
Prinsip
– Prinsip Pendekatan Problem Posing
Menurut Suyitno (2004) dalam rangka
mengembangkan model pembelajaran problem posing (pengajuan soal), dapat
menerapkan prinsip-prinsip dasar berikut:
a. Pengajuan soal harus berhubungan dengan apa yang dimunculkan dari
aktivitas siswa di dalam kelas;
b.
Pengajuan soal harus berhubungan dengan proses pemecahan masalah siswa;
c
Pengajuan soal dapat dihasilkan dari permasalahan yang ada dalam buku
teks, dengan memodifikasikan dan membentuk ulang karakteristik bahasa dan
tugas.
4.
Tahap – Tahap
Pendekatan Problem Posing
Menurut As’ari
(dalam Hobri, 2008:101-102) ada sembilan langkah bersesuaian yang dapat
dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan problem
posing. Kesembilan langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Guru menyiapkan bahan atau alat pembelajaran,
sementara siswa menyiapkan bahan atau alat belajar;
b.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan siswa
memahami tujuan pembelajaran tersebut;
c.
Guru menjelaskan materi pelajaran, sedangkan
siswa memperhatikan dan mencoba memahami penjelasan guru;
d. Guru memberikan contoh cara membuat atau
mengajukan soal, dan siswa diminta untuk memperhatikannya;
e.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya;
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membuat soal sebanyak mungkin dari situasi yang diberikan, sedangkan siswa
melakukan kegiatan merumuskan soal berdasarkan situasi yang diberikan;
g.
Guru mempersilahkan siswa menyelesaikan soal
yang dibuatnya sendiri;
h.
Guru memberikan kesempatan lagi agar siswa
mengajukan soal sesuai dengan informasi yang diberikan, tetapi situasi yang
diberikan harus berbeda dengan situasi sebelumnya, kemudian siswa membuat soal
sesuai dengan situasi yang diberikan dan mendiskusikan dengan teman-temannya;
i. Guru mempersilahkan siswa untuk menyelesaikan
soal yang dibuat temannya.
5.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Problem Posing
Dalam setiap pembelajaran pasti ada sisi kelebihan
ataupun keunggulan dan kekurangan atau kelemahan. Begitu juga dalam
pembelajaran melalui pendekatan problem
posing mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
a. Kelebihan
yang dapat ditimbulkan dengan adanya pendekatan problem posing dalam pembelajaran matematika, antara lain:
1)
Meningkatkan
kemampuan berpikir teoritis dan kreatif dari siswa, bermanfaat pada perkembangan
pengetahuan dan pemahaman anak terhadap konsep-konsep penting matematika
2)
Meningkatkan
perhatian, komunikasi matematika siswa, dan mendorong siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajarnya
3)
Meningkatkan
pemahaman konsep matematika.
b.
Kekurangan
pendekatan problem posing matematika
yang ditemukan yaitu:
1) Membutuhkan
ketelitian dan kesungguhan dari guru dalam menerapkannya dengan pendekatan lain
serta materi yang cocok diajarkan dengan pendekatan tersebut.
2) Siswa
yang berkemampuan rendah tidak dapat menyelesaikan semua soal yang dibuatnya.
Demikian juga dalam menyelesaikan soal-soal yang dibuat oleh teman yang
memiliki kemampuan problem posing lebih tinggi.
6.
Aplikasi
Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan
tahap-tahap pelaksanaan pendekatan problem
posing di atas, pendekatan problem
posing dapat diterapkan kedalam beberapa materi mata pelajaran matematika.
Pada makalah ini akan mengggunakan pendekatan problem posing dalam materi persamaan linear dua variabel.
Alasan
dipilihnya materi persamaan linear dua variabel adalah kurangnya kemampuan
siswa dalam memahami soal yang terdapat pada buku pendamping serta kurangnya
siswa dalam menentukan cara yang sesuai untuk memecahkan soal. Target yang
ingin didapat dengan menggunakan pendekatan problem
posing ini adalah bertambahnya perbendaharaan variasi soal persamaan linear
dua variabel karena setiap siswa akan dituntut untuk membuat soal sebanyak
mungkin dan berusaha untuk menentukan cara yang paling sesuai untuk menyelesaikan
soal yang telah dibuat.
Uraian
proses pembelajaran matematika materi persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan tahap-tahap pendekatan problem
posing adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan bahan atau alat pembelajaran,
sementara siswa menyiapkan bahan atau alat belajar;
Dalam tahap ini, guru akan menyiapkan materi
maupun media pembelajaran. Dalam hal ini adalah materi persamaan linear dua
variabel. Sedangkan siswa menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam
pembelajaran, misalnya: buku pendamping, lembar kerja siswa, serta alat tulis.
b.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan siswa
memahami tujuan pembelajaran tersebut;
Setelah tahap persiapan, guru menjelaskan
tujuan untuk mempelajari persamaan linear dua variabel yaitu untuk memecahkan permasalahan
kehidupan sehari-hari, misalnya: mengetahui harga suatu benda, mengetahui
jumlah suatu benda, dll. Dengan demikian, diharapkan siswa tidak akan menganggap
bahawa materi yang diajarkan sama sekali tidak berfungsi bagi kehidupannya
sehari-hari.
c. Guru menjelaskan materi pelajaran, sedangkan
siswa memperhatikan dan mencoba memahami penjelasan guru;
1)
Kesamaan dan Persamaan
(a)
Kesamaan
Kesamaan berasal dari kata “sama” yang berarti serupa (halnya,
keadaannya, dan sebagainya), tidak berbeda, tidak berlainan. Kemudian mendapat
awalan ke- dan akhiran –an. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
“Kesamaan” mempunyai arti perihal sama. Sedangkan kesamaan dalam matematika
merupakan kalimat pernyataan yang memiliki tanda hubung sama dengan (=).
Contoh: 9 x 3 = 20 + 7
(b)
Persamaan
Persamaan mempunyai arti perihal mempersamakan (tingginya, tingkatnya,
dan sebagainya) atau keadaan yang sama atau yang serupa dengan yang lain.
Sedangkan dalam matematika persamaan memiliki makna kalimat terbuka yang
memiliki tanda hubung sama dengan (=).
Contoh: 3a = 4
Dari contoh di atas kita dapat melihat bahwa dalam persamaan tedapat
variabel sedangkan pada kesamaan tidak terdapat variabel.
Daftar Pustaka
Chotimah, H. 2009. Strategi
Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang:
Surya Pena Gemilang.
Erikwcwc. 2014. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV),
(online). Tersedia: https://erikwcwcstkippgrisidoarjo.wordpress.com/2014/06/26/sistem-persamaan-linier-dua-variabel-spldv/
(diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 20.34 WIB)
Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran
Inovatif. Jember: Center of Society Studies.
Madematika. 2015. Mengenal Istilah Kesamaan Persamaan,
(online). Tersedia: http://www.madematika.com/2015/09/mengenal-istilah-kesamaan-persamaan.html
(diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 20.11 WIB)
Rahaju, E. B dkk. 2008. Contextual
Teaching and Learning Matematika: Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Rahman,
Abdul. 2007. “Implementasi Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran
Matematika (Upaya
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa)”.Jurnal Buana Pendidikan: Teori dan Penelitian Pendidikan, (online), Vol. 4 No. 06. Tersedia: http://digilib.unm.ac.id/download.php?id=322 (diakses pada tanggal
26 Maret 2016 pukul 07.12 WIB).
Ramdhani, Sendi . 2012. Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi
Matematis Siswa, (online).
Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/viewFile/391/374 (diakses pada tanggal 15
Maret 2016 pukul 15.19 WIB)
Rumus Matematika Dasar. 2015. Cara Menyelesaikan Soal SPLDV dengan Metode
Grafik, (online).
Tersedia:
http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/10/cara-menyelesaikan-soal-spldv-dengan-metode-grafik.html
(diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 21.58 WIB)
Suyitno. 2004. Model Pembelajaran Problem Posing, (online).
Tersedia:http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem
possing.html (diakses pada tanggal 26 Maret 2016 pukul 06.06 WIB)
Thobroni, M. dan Mustofa A. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz
Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar