Rangkuman
Pembelajaran Penemuan Terbimbing
(untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Inovativ II)
Dosen
Pembimbing
Lestariningsih,
S.Pd. M.pd.
Nama
Anggota Kelompok:
1. Aizzatur
Rohmah Nim: 1431009
2. Mauidatul jannah
Nim: 1431049
3. Muhammad Zailan Novianto Nim:
1431048
4. Ristia Havadoh Ervina Nim:
1431069
STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri,
Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website : http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2016
A. Pengertian pembelajaran penemuan terbimbing
Metode penemuan
terbimbing merupakan kegiatan yang membutuhkan keterlibatan guru dalam proses
pembelajaran, di mana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku
teks kemudian siswa berpikir untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut
di bawah bimbingan intensif guru.
B. Sejarah
Model penemuan
merupakan model belajar yang dipopulerkan oleh Bruner. Model ini menghendaki
keterlibatan aktif siswa dalam memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
sedangkan guru mendorong siswa agar memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
C.
Karateristik metode penemuan terbimbing
1.
mengeksplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan;
2.
berpusat pada siswa;
3.
kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
D.
Prinsip-prinsip
Metode penemuan terbimbing ialah proses mental dimana
siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang
dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental
sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian
pembelajaran penemmuan ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca
sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Metode pembelajaran penemuan merupakan suatu metode
pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam
proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing
dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur,
algoritma dan semacamnya.
E.
Langkah-langkah
Adapun
langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing adalah
1. Fase 1 : pemberian rangsangan (stimulation)
a) Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
b) Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
c) Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu
siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2. Fase 2 : identifikasi masalah (problem
identification)
a) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk diajukan.
3. Fase 3 : pengumpulan data (data collection)
a) Ketika eksplorasi berlangsung guru berlangsung
guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi
yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
b) Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian peserta didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan data berbagai informasi hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).
b) Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya
harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pertanyaan
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang relevan, membaca literature,
mengamati objek, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4. Fase 4 : pengolahan data (data processing)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dari
sumber-sumber informasi yang kemudian ditafsirkan.
5. Fase 5 : pembuktian (verification)
a) Peserta didik melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
b) Verifikasi Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpaidalam kehidupannya.
6. Fase 6 :
menarik kesimpulan (generalization)
a) Menarik
kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
b) Berdasarkan
hassil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari verifikasi.
F.
Kelebihan dan kekurangan
a.
Kelebihan
metode penemuan terbimbing sebagai berikut:
1.
Membantu
siswa memahami konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik.
2.
Membantu
dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar
yang baru.
3.
Mendorong
siswa berpikir dan bekerja atas ini siatifnya sendiri.
4.
Proses
belajar penemuan dibuat “open-ended” sehingga mendorong siswa berpikir
inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5.
Memberikan
kepuasan yang bersifat intrinsik.
6.
Situasi
proses belajar menjadi lebih merangsang.
b. Kekurangan
Metode Penemuan Terbimbing
1. Untuk
materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
2. Tidak
semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa
siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan metode ceramah.
3. Tidak
semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya topik-topik yang
berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode penemuan
terbimbing.
Cara
untuk mengatasi kekurangan metode ini adalah :
1. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh
peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan di tulis secara
jelas.
2. Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar
– mengajar.
3. Guru harus memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengumpulkan data.
4. Guru harus memberikan jawaban dengan tepat
dengan data informasi yang diperlukan peserta didik.