RANGKUMAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED
LEARNING)
Dosen Pembimbing
Lestariningsih, S.Pd. M.pd.
Nama Kelompok
:
1.
Ach. Suzaini NIM: 1431002
2.
Anggi Anggraeni NIM:
1431012
3.
Dwi Rizki O ktaviani NIM:
1431029
4.
Resty Tirta Risani NIM: 1431067
5.
Veny Ifdinasari NIM: 1431084
STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri,
Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website : http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2016
A.
Sejarah Pembelajaran Berbasis Proyek
Munculnya
gagasan tentang metode pembelajaran berbasis proyek diawali dengan adanya
metode problem-based learning. Problem-based learning sendiri
berawal dari fenomena di lapangan yaitu banyak dari lulusan pendidikan medis
(kedokteran) yang memiliki pengetahuan faktual dan akademik tinggi namun tidak
mampu menerapkan pengetahuannya dalam penanganan pasien sungguhan. problem-based
learning dikembangkan pada akhir 1960-an untuk tujuan utama yakni digunakan
untuk pelatihan dokter di Universitas McMaster di Ontario, Kanada Setelah mengkaji tentang pendidikan yang
dilakukan terhadap calon tenaga medis maka dikembangkan suatu program
pembelajaran yang menempatkan calon tenaga medis ke dalam situasi simulatif
yang dikenal dengan problem-based learning
B. Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Pembelajaran
Berbasis Proyek (PBL)
merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang
untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya.
C. Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Proyek (PBL)
1.
Siswa membuat
keputusan dan membuat langkah kerja,
2.
Terdapat
masalah yang pemecahan masalahnya tidak ditemukan sebelumnya,
3.
Siswa
merancang proses untuk menyancapai hasil,
4.
Siswa
bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan,
5.
Siswa
melakukan evaluasi secara kontinu,
6.
Siswa secara
teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,
7.
Hasil akhir
berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan
8.
Kelas
memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
D. Prisnsip
– Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
1.
Prinsip
Sentralistis (centrality) menegaskan
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan efisiensi dari kurikulum.
2.
Prinsip
Pertanyaa Pendorong / Penuntun (driving
question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau
permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip
utama suatu bidang tertentu.
3.
Prinsip
Investigasi Konstruktif (constructive
investigation) yaitu proses yang mengarah kepada pencapaina tujuan.
4.
Prinsip
otonomi (autonomy) dalam pembelajaran
berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan
proses pembelajaran
5.
Prinsip
Realistis (realism) pembelajaan
berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa,
termasuk dalam memilih topik, tugas dan peran konteks kerja.
E. Kelebihan
Pembelajran Berbasis Proyek (PBL)
a. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
b. Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem – problem yang kompleks.
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
d. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola
sumber.
e. Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktik
kepada siswa dalam mengorganisasi proyek.
f. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
g. Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian di implementasikan dengan
dunia nyata.
h. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran.
F. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah.
b. Membutuhkan biaya dan peralatan yang cukup banyak.
c. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana guru memegang peran utama di kelas.
d. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
e. Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
f. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, di khawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.
G. Langkah
– Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
(PBL)
Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1.
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start
With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas
2. Mendesain
Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Perencanaan
berisi tentang aturan main.
3.
Menyusun Jadwal (Create a
Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4.
Memonitor siswa dan kemajuan
proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa
selama menyelesaikan proyek.
5.
Menguji Hasil (Assess the
Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar.
6.
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses
pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar